Unwira Kupang Gelar Webinar Urun Rembuk Menyambut Puncak Dies Natalis ke-39

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

“Jika menggunakan persentase kemiskinan, maka wilayah Sumba Tengah, Sabu Raijua, Sumba secara keseluruhan, dan TTS, menyumbang angka kemiskinan tertinggi,” ungkapnya.

Menurut Perseveranda, strategi penanggulangan kemiskinan yang harus digunakan adalah melalui penguatan sistem jaminan sosial nasional, penguatan fungsi pendampingan dalam melaksanakan program bantuan sosial, pengembangan integrasi dan digitalisasi bantuan sosial, penguatan sistem perlindungan sosial, dan peningkatan kesejahteraan sosial bagi kelompok rentan.

Vaksinasi Covid-19 di Kampus Unwira Kupang (Foto: Ama Beding)

Sementara, Ir. Hani Hendrikus dalam pemaparan tentang bencana dari perspektif ilmu teknik, menegaskan sebuah tesis menarik bahwa bencana adalah laboratorium terbuka untuk belajar banyak hal. Dan tidak ada bencana yang sia-sia dalam peradaban manusia.

Menurut Hendrikus, yang ditekankan di sini adalah bahwa selalu ada kekuatan super yang muncul di tengah ancaman. Contohnya manusia, ketika dikejar anjing, orang bisa berlari melompati tembok, meski dia tidak pernah melakukan itu. Sama halnya dengan pandemi. Tidak ada yang sia-sia. Pasti ada manfaatnya bagi peradaban manusia.

Sebut Hendrikus, di tahun 1832 di New York, ada wabah kolera yang sangat hebat. Gara-gara wabah ini, kemudian muncul ide membuat taman Kota New York yang sangat luar biasa. Artinya, ada banyak hal baik dan luar biasa di balik bencana.

Pembicara terakhir, Yoseph Andreas Gual yang membahas sebuah konsep menarik tentang komunikasi krisis. Menurut Gual, ke depannya, dengan belajar dari pandemi Covid-19, Unwira sebagai lembaga perguruan tinggi, sangat membutuhkan unit khusus yaitu divisi humas yang bisa menangani komunikasi krisis.

Pasalnya, krisis adalah situasi yang tidak terduga. Harus ada manajemen issu agar semua pihak bisa dikendalikan dengan manajemen issu yang baik dan tepat.