Presiden Jokowi Menitip Pesan Gubernur NTT Percepat Vaksinasi

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat diberikan vaksin pertama (foto: Humas Pemprov)

KUPANG, SURYAFLOBAMORA.COM- Presiden RI Joko Widodo menitipkan pesan kepada Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, untuk mempercepat vaksinasi di setiap daerah.

Pesan tersebut, disampaikan Presiden Jokowi melalui Dr. Frits Fanggidae perwakilan tokoh masyarakat NTT, saat menggelar diskusi bersama 14 tokoh di Istana Negara, Senin 30 Agustus.

“Bapak Presiden menitip pesan kepada Bapak Gubernur NTT terutama mempercepat vaksinasi di daerah. Dan saya sudah laporkan ke Bapak Gubernur. Pak gubernur juga meminta saya agar menjelaskan hasil pertemuan itu secara apa adanya kepada masyarakat NTT,” kata Frits Fanggidae, saat jumpa pers di Kantor Nasdem NTT, Rabu (1/9/2021).

Ekonom Unkris Kupang ini mengatakan, Presiden Jokowi meminta agar di Bulan September dan Oktober, proses vaksinasi harus dipercepat. Pasalnya, pasokan vaksin akan masuk ke Indonesia di Bulan September sebanyak 70 juta vaksin, dan Bulan Oktober sebanyak 80 juta vaksin.

“Selama ini pasokan vaksin terbatas sehingga progres vaksinasi menjadi lamban. Bulan September dan Oktober dipercepat, agar herd immunity yang diharapkan bisa tercapai. Kita bisa turun dari PKPM level 4,” kata Frits Fanggidae.

Katanya, Gubernur NTT Viktor Laiskodat juga menyatakan, akan mengerahkan seluruh kekuatan pemerintah dan masyarakat untuk mempercepat vaksinasi tersebut.

“Menindak lanjuti pesan Bapak Presiden, Gubernur akan siapkan tenaga vaksinator dan tenaga IT. Dan itu bisa memanfaatkan tenaga mahasiswa kedokteran atau sekolah kesehatan untuk proses percepaatan vaksinasi itu,” katanya.

Dikatakannya, Presiden Jokowi juga berpesan kepada gubernur, agar tidak boleh menyimpan vaksin di gudang.

“Tidak boleh ada vaksin yang tersimpan lama di gudang. Kalau sudah tiba harus segera proses. Stok habis akan dikirim lagi dari pusat,” kata Frits Fanggidae.

Lanjutnya, dalam mempercepat vaksinasi tersebut, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi bersinergi dengan seluruh kekuatan dalam masyarakat, seperti TNI/Polri, lembaga keagamaan dan lembaga sosial lainnya.

“Tidak boleh bekerja sendiri. Semua pihak harus bersinergi untuk akselerasi vaksinasi,” tegasnya.

Dosen Unkris ini mengatakan, dalam diskusi bersama Presiden Jokowi dan 14 Tokoh tersebut, ada dua agenda utama yang dibahas, yakni akselerasi atau percepatan vaksinasi bagi rakyat dan rencana pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur.

14 Tokoh yang bertemu Presiden Jokowi saat itu yakni, Ketua MUI, perwakilan NU, Mujamadyah, delegasi dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dan
Hindu-Budha.

Selain itu, empat tokoh Pendidikan, satu budayawan, satu tokoh pers dan dua tokoh masyarakat yaitu satu dari NTT dan satu dari Betawi.

“Ibu Gubernur NTT, Ny Juli Sutrisno Laiskodat mendapat telpon dari Istana untuk merekomendasikan salah satu tokoh masyarakat NTT yang non politis atau orang bebas. Dan saya direkomendasikan mewakili NTT untuk bertemu Bapa Presiden,” kata Frits Fanggidae.

Penulis: Protus Burin
Editor: Alvin Lamaberaf