Pembunuhan di Malaka Diduga Direncanakan dan Ada Transferan Rekening

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
Keluarga besar Tey Seran datangi Polres Malaka, Selasa (23/2/2021)

MALAKA, SURYAFLOBAMORA.COM-
Kasus pembunuhan Hubertus Tey Seran (64) oleh Daniel Klau (44) di Dusun Tualaran, Desa Maktihan, Kecamatan Malaka Barat, Sabtu 20 Pebruari 2021 sekitar pukul 14.00 Wita, masih menyisahkan duka dan penyesalan bagi sanak keluarga.

Keluarga besar Tey Seran akhirnya mendatangi Polres Malaka di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Selasa (23/2/2021).

Kedatangan keluarga korban adalah meminta kejelasan pihak kepolisian Polres Malaka, dalam penanganan kasus pembunuhan keji terhadap Hubertus Tey Seran.

“Mohon agar ditindaklanjuti sampai tuntas, karena kami dari pihak korban menduga ada perencanaan, sebelum saudara kami dibunuh,” kata Yulius Klau perwakilan keluarga korban di hadapan awak media, Selasa (23/2/2021).

Yulius mengatakan, pihak kepolisian harus meminta keterangan dari keluarga pelaku untuk kepentingan penyelidikan kasus pembunuhan itu. Dan ada dugaan transferan rekening terkait pembunuhan itu.

“Keluarga pelaku harus diambil keterangan. Alat komunikasi mereka harus diperiksa, karena adanya dugaan transferan rekening,” ungkap Yulius Klau.

Yulius Klau juga membantah rumor yang beredar, bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa. Tetapi menurut keterangan dari berbagai pihak, pelaku tidak mengalami gangguan jiwa atau ‘gila kambing’.

“Pelaku tidak gangguan jiwa. Tadi pihak Polres sudah beri informasi bahwa pelaku akan dibawa ke Kupang untuk diperiksa kejiwaannya,” tegas Yulius Klau.

Keluarga korban berharap, agar pihak kepolisian bekerja sebaik mungkin, sehingga bisa menciptakan situasi kondusif di masyarakat dan keluarga korban.

Senada dengan Yulius Klau, adik kandung korban Petrus Tey Seran menduga kuat kasus pembunuhan yang menimpa saudara kandungnya, itu direncanakan.

Lanjut Petrus Tey Seran, dugaan tersebut semakin kuat, karena selama jenazah korban masih dibaringkan di rumah duka, tidak ada niat baik dari keluarga pelaku untuk meminta maaf.

Selain itu keluarga korban, Rendy Tey Seran, mengecam perbuatan pelaku yang sudah membunuh korban dengan sangat keji.

“Perlakuan pelaku sudah sangat keji. Untuk itu kami akan kawal proses hukum ini. Harus dihukum mati, karena ini kejahatan yang sangat keji,” kata Rendy Tey Seran.

Sementara itu Wakapolres Malaka, Kompol Saba mengatakan, pihaknya akan bekerja sesuai prosedur yang ada dan akan berusaha mengungkap kasus ini sampai tuntas.

Kompol Saba meminta, pihak keluarga korban membantu polisi dengan mengumpulkan bukti-bukti lainnya, untuk bisa mengungkapkan motif pelaku menghabisi nyawa korban.

“Saya minta keluarga korban bisa kembali ke rumah dan bantu polisi kumpulkan bukti-bukti lain untuk bisa mengungkap kasus ini,” kata Kompol Saba.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa naas itu terjadi di rumah korban tepatnya di Dusun Tualaran, Desa Maktihan, Kecamatan Malaka Barat, Sabtu (20/2/2021) siang sekira pukul 14.00 wita.

Pelaku Daniel Klau tiba dengan mengendarai sepeda motor merek Honda Blade. Saat tiba, pelaku sempat menanyakan keberadaan Maria Rofina Klau isteri korban. Pelaku spontan menuju ke kamar keluarga dan langsung mengobrak abrik seisi kamar. Merusak lemari dan meja rias di kamar.

Puncaknya pelaku memukul korban menggunakan batu di bagian kepala dan bagian wajah hingga meninggal dunia.

Saat kejadian korban Hubertus Tey Seran (Ama Nai Kiik) duduk di kamar tamu. Sementara Maria Rofina Klau isteri korban berada di kamar lain. Ada juga Arnoldina Nahak yang sebagai pekerja dalam rumah korban sedang berada di pintu dapur.

Saksi mata Adriana saat di temui di rumah duka Minggu (21/2) menuturkan, pelaku saat masuk sempat bertanya kepada korban yang sedang duduk di kamar tamu, dan langsung serobot ke kamar keluarga.

”Waktu dia masuk saya ada di pintu dapur. Ama Nai Kiik Tey Seran duduk di kursi ruang tamu. Sempat tanya Nain feto iha nebe (mama raja di mana)” ujar AN, pekerja rumah korban.

Saat pelaku keluar dari kamar, berpapasan dengan korban sehingga sempat terjadi perlawanan. Tetapi pelaku mengayunkan dua kali pukulan menggunakan batu di bagian tengkuk. Suara korban tidak lagi terdengar.

“Saya takut dan lari kebelakang. Saya teriak minta tolong. Saat itu ada om semi di ruang mesin penggiling padi,” kisahnya.

Bukan hanya disitu, pelaku menyeret korban keluar menuju halaman depan rumah mesin giling padi yang berada di seberang jalan. Pelaku melanjutkan aksinya memukul korban mengggunakan batu berulang kali ke bagian kepala dan wajah korban.

Saat pelaku sedang melakukan aksinya, ada warga yang membantu. Tetapi pelaku menyerang balik menggunakan batu. Warga marah, sehingga menyerbu pelaku. Pelaku akhirnya berhasil diamankan dalam kondisi sekarat terkena amukan massa.

Tak lama berselang polisi tiba di lokasi dan melihat korban dan pelaku tergeletak di tanah. Sehingga keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Penyangga Perbatasan (RSPP) Betun untuk mendapat perawatan intensif.

Rupanya korban meninggal saat berada di lokasi TKP. Sedangkan pelaku kini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat dianiaya massa.

Secara terpisah, kaka kandung pelaku Yohana Bano Bria menuturkan, adiknya Daniel Klau selama ini jarang keluar rumah karena menderita sakit ‘gila kambing’ atau epilepsi. Dan selama ini, adiknya aktif untuk kegiatan kerohanian, masuk gereja dan rajin berdoa.

”Selama ini sakit ‘gila kambing’ tiba-tiba saja kumat. Dia tidak sembarang bergaul,” kata Yohana.

Menurut Yohana, keluarga pun terkejut saat mendengar peristiwa itu. Adiknya bisa nekat bertindak jahat sebagai pelaku yang menyebabkan orang lain sampai meninggal dunia.

Sementara Kapolsek Malaka Barat, Iptu W. Budiasa menuturkan kasus tersebut sedang dilakukan identifikasi dan dilakukan pengembangan. Terdapat dua saksi yang saat itu sedang berada di rumah bersama korban Hubertus Tey Seran.

Dikatakannya, polisi sudah melakukan olah TKP, barang bukti sudah diamankan. Dan sejauh ini, masih dilakukan pengembangan sehingga pihaknya belum memastikan motif pembunuhan itu.

”Kami masih mendalami dulu apa sebenarnya motifnya. Tetapi faktanya ada penganiayaan yang menyebabkan orang meninggal,”kata Budiasa.

Reporter: Novry Laka

Editor: Alvin Alle Lamaberaf